Friday, October 29, 2010

Ubat Mati

Kelmarin sewaktu di poliklinik ENT ada seoarang pesakit tua berumur 70 tahun datang sendiri. Dari fizikalnya masih kuat, mampu berjalan dan sihat tubuh badan. Cuma dari bicaranya sangat kuat sampai satu poliklinik terdengar kerana sudah sensorineural hearing loss akibat usia. Ditangannya masih digenggam alat bantu dengar yang katanya diberi oleh keponakannya dari Jakarta berharga jutaan rupiah namun tidak juga membantu pendengarannya.

[ Bapak, saya kasi obat ini dulu. Nanti minggu depan datang lagi kontrol tapi biar ada yang temanin ya.] -ditulis di kertas

“ Itu yang menjadi masalah dokter. Saya tinggal sendiri sekarang. Anak saya lima orang tapi semuanya tinggal jauh dengan saya. Sekarang saya masak sendiri, makan sendiri.”

“Saya sudah tua, banyak penyakit sudah ada. Sudah 70 tahun saya hidup, saya sudah letih. Dokter, jika ada ubat yang mampu matikan saya, berikan pada saya. Saya mahu ubat itu.”

………………………..

“Terima kasih dokter, dokter muda semua.”

Bapak tua itu berlalu pergi membawa resep ubat yang diberikan. Membawa pergi juga hatinya yang sedih ditinggal anak sendiri. Saya dapat merasakan itu, biarpun bapak itu masih mampu ketawa dan tersenyum. Hati ketika itu mulai sebak.

Malam itu saya ceritakan pada ummi dan abah. Tiba-tiba air mata mengalir, mungkin hati yang sebak dari tadi tidak tertahan….

Allah, panjangkan umurku dan berikan kesempatan untukku untuk berbakti dan membahagiakan ummi dan abah. Untuk selalu dekat dengan ummi dan abah.
amin.

0 comments:

Post a Comment